Tuesday, June 26, 2018

Makanan Terbaik

Apa makanan terbaik dalam hidupmu?...
Kalau ada yang bertanya tentang hal tersebut kira-kira apa jawaban yang akan kita berikan?
Jaman sekarang kalau makan bisa sampai 5x sehari, eranya culinary...eranya sosial media juga jadi saling memacu. Saya masih ingat makanan terbaik apa yang pernah dibuatkan oleh almarhum bapak saya dan itu juga merupakan masakan untuk menu ikan terbaik dalam hidup saya, masakannya ikan gulai pakai buncis sebenarnya bapak saya bukan ahli masak tapi kalau sudah masak beliau akan konsentrasi banget...saya masih ingat sekali gayanya masak, caranya cuci ikan, ulek bumbu, peras santan... kenangannya satu paket: ikan gulai dan bapak saya.

Tadi siang sempat bercerita dengan seorang sahabat tentang makanan, hampir setengah biaya bulanan kita pakai untuk makan/ jajan yang memang lagi pengen banget kita makan. Tiba-tiba teringat omongan mama saya : "waktu mama masih kerja hokben rasanya enak banget, hampir setiap gajian pasti makan hokben tapi kenapa sekarang rasanya biasa aja" saya kasih tau sahabat saya omongan mama saya ini dan kita sama-sama narik kesimpulan bahwa makanan terbaik itu bukan yang paling enak bukan yang paling mahal tapi makanan terbaik itu adalah makanan dimana kita makan saat moment yang dapat kita nikmatin. Misalnya seperti cerita mama saya itu, sekarang kalau saya habis gajian dan beliin mama saya hokben rasanya berbeda katanya.

Makanan sama moment kayanya berkaitan erat ya?...makanan akan membawa kita mengingat kenangan yang ternyata begitu emosional...begitu hakiki kalau bahasa sekarang mah. Mulai sekarang setiap makan rasakan juga momentnya karena rasa makanan yang kita makan tidak akan pernah sama.

“Food for the body is not enough. There must be food for the soul.”
# Dorothy Day

Monday, June 18, 2018

Sahabat dalam kasih dan pengharapan

Seberapa banyak sahabat yang kita punya saat ini?yang masih setia dengan kita?
Ada perkataan: Makin tua teman kita makin sedikit padahal kita semakin banyak kenal orang
Ironis ya...disaat jumlah orang yang kita kenal dari kita kecil sampai setua ini semakin bertambah jumlahnya tetapi jumlah sahabat kita semakin berkurang, sampai-sampai kita udah gak pernah komunikasi sama teman-teman lama dan alhasil hanya menjadi kenalan. Kontak di phonebook semakin banyak tapi yang bisa kita hubungi semakin sedikit.

Baru-baru ini saya diingatkan kembali tentang pentingnya menjaga sahabat, hubungan itu perlu di maintenance sedemikian rupa ibarat tanaman mah dirawat gitu bahasanya. Lanjut kagi ke cerita tentang bagaimana saya diingatkan lagi tentang menjaga sahabat, waktu lalu saya kembali berkunjung ke tempat dimana masa pembentukan diri saya terjadi sedemikian rupa (ceileh bahasa apa pula) tadinya hanya niat jalan-jalan aja dan iseng ngajak teman-teman lama kumpul buat reunian kecil ternyata orang-orang yang dirindukan pada dateng..ah senangnya...udah 5th lebih ga ketemu tapi rasanya baru beberapa hari, tidak ada perubahan keakraban..semua masih sama...seperti jaman kuliah. Banyak acara pernikahan dan lahiran yang terlewat, banyak acara suka dan duka yang dilewati dan setiap kita ga selalu ada secara fisik buat satu sama lain, tapi itu ga menjauhkan...tidak memudarkan rasa sahabat itu sendiri.

Semoga setiap kita sampai di saat kita menutup mata masih ada seorang sahabat atau bahkan lebih dari satu orang jika Tuhan berkenan yang mendoakan kita yang terus berharap buat kita bahwa kita akan selalu baik-baik saja dan bahagia. Hargai setiap waktu yang sudah disediakan oleh sahabat kita, hargai setiap tenaga, rupiah atau apapun yang sudah mereka persiapkan.


Amsal 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
A friend loves at all times, and a brother is born for a time of adversity.