Friday, July 17, 2015

Selamat berkarya

Bagi sebagian orang buku terbaik yang ditulis adalah buku yang ditulis oleh penulis terkenal atau bestseller, tapi ada sebagian orang juga buku terbaik bagi mereka adalah buku yang benar-benar menggambarkan kondisi mereka serta memberi solusi bagi masalah yang dihadapi. 

Berikut ini review sederhana dari saya yang menulis dengan amatirnya :p sebuah buku yang mungkin belum pernah didengar oleh pembaca blog ini (kalaupun ada yang baca blog ini) judulnya: "Selamat berkarya" buku yang ditulis oleh Bpk. Andar Ismail, jangan tanya yang mana orangnya karena saya juga ga tau yang mana orangnya. Buku ini menurut saya begitu sederhana tapi realistis, menggambarkan situasi yang dihadapi mengenai pekerjaan bukan hanya pekerjaan kantoran saja tapi semua jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh manusia. Pemahaman yang mau dibagikan melalui buku ini berbeda dari pandangan pada umumnya mengenai pekerjaan. Intinya pekerjaan merupakan karya, karya yang bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Berikut beberapa kutipan dari buku "Selamat Berkarya" :

"Yang tampak dalam sebuah perjalanan hanyalah apa yang bisa lihat dekat di depan kita. Kita tidak bisa melihat apa yang ada jauh di depan kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Karena itu, tiap perjalanan mengandung perasaan kurang pasti"

"Tetapi tiap krisis juga mengandung peluang, peluang untuk memperbaiki diri, memperbaiki perencanaan dan memperbaiki kebijakan"

"Kemudahan membuat orang menjadi rapuh, kesulitan membuat orang jadi tangguh"

Buku ini begitu membantu saya diawal-awal saya mencari pekerjaan, saat-saat saya menikmati pekerjaan sebagai lulusan baru bahkan sampai saat ini ketika saya sudah menjalani cukup bermacam-macam pekerjaan. Buku ini akan selalu mengingatkan saya kembali mengenai spirit dari suatu pekerjaan. Buku yang bagus adalah buku yang bisa memberi pandangan baru bagi pembacanya dan memberi pengalaman melalui tulisannya, setidaknya menurut saya begitu. Siapapun penulisnya dan berapapun jumlah halaman bukunya, buku yang bagus selalu akan menjadi buku yang terbaik bagi pembacanya. Subjektif memang... :) selamat membaca.

Thursday, July 16, 2015

Penanjakan

Traveling sekarang sudah jadi gaya hidup orang Indonesia banget ya sekarang ini…mungkin saya salah satu orang yang ikut latah juga tapi masih kelas “cemen-lah” kalau bisa dibilang :D Tapi cerita saya kali ini bukan mau bahas keindahan atau sesuatu yang wah banget sih, jadi begini…menurut pemikiran saya dan saya merasa *sok pede* bahwa saya itu tipe orang yang lebih mencintai gunung dibanding mencintai pantai tapi ya mosok seumur hidup belum pernah naik gunung diumur yang sudah sematang ini, dulu pernah baca artikel bahwa untuk semua jenis trip ada batas umurnya (kok kaya melamar pekerjaan ya..pakai batas umur segala). Intinya ada beberapa trip yang memerlukan kekuatan fisik yang belum tentu semua umur bisa salah satunya naik gunung.

Naik gunung kesannya itu adventure banget kan ya, inget film 5cm?..temanya mengenai naik gunung.Difilm itu digambarkan bahwa pendakian benar-benar memerlukan kondisi fisik yang kuat, nah..walaupun memang trip saya kali ini bukan pendakian tetapi penanjakan mungkin terlihat lebih ringan perjalanannya dibanding pendakian, tapi menurut saya sama-sama memerlukan kekuatan fisik juga. Selain dikarenakan kondisi fisik yang masih masa pemulihan sehabis sakit diare maka penanjakan yang dimulai dari jam 2 pagi bukan perkara mudah bagi saya pribadi, waktu itu penanjakan dilakukan demi melihat sinar matahari disebuah bukit dan sekaligus bisa melihat gunung bromo dari atas. Singkat cerita saya dan teman-teman berhasil menyelesaikan penanjakan tersebut, setelah berada diatas ketinggian saya memisahkan diri dari kelompok karena sangat lelah dan kedinginan sekali jadi mencari tempat untuk duduk beristirahat, saat itu saya sangat mengantuk berat antara sadar dan tidak sadar karena kondisi diatas sangat dingin saya pun memutuskan untuk memejamkan mata sejenak tapi semakin lama semakin dalam saya tertidur dan hampir tidak sadarkan diri, sebagian diri saya ingin terbangun tapi sebagian lagi ingin terlelap, mata saya sangat sulit untuk dibuka saya kemudian saya terkejut ada yang menepuk pundak saya berkali-kali sambil berbicara dalam bahasa asing sehingga saya tersadar dan berhasil membuka mata, saya langsung memaksa diri untuk segera bangkit berdiri dan ternyata yang membangunkan saya seorang gadis dan ibunya yang meminta bantuan saya untuk memotret mereka dengan pemandangan gunung bromo sebagai latarbelakang saya pun segera melakukan yang mereka minta. Setelah itu mereka berdua berbincang kembali dalam bahasa thailand. 

Segera saya berlari ke ara teman-teman saya berkumpul dan melihat sunrise bersama, dalam hati kecil saya, saya sangat berterimakasih kepada turis asing itu telah membangunkan saya sehingga saya tersadar kembali dan lebih berterimakasih lagi kepada Tuhan yang masih memberikan saya nafas kehidupan setelah penanjakan plus pemandangan indah melihat matahari pagi. Sungguh hidup adalah karunia terbesarNya, pelajaran moral yang sangat berharga yang saya dapat dari penanjakan tersebut yaitu bahwa hidup adalah milikNya dan matipun milikNya. Saat saya kembali membayangkan kejadian singkat dibukit itu saya mengingat alm. bapak saya, ketika beliau berjuang pada saat-saat nafas terakhirnya dan saat itu juga saya berjanji pada diri saya bahwa saya akan melakukan apa yang saya inginkan dan memperjuangkan apa yang saya cita-citakan selama saya hidup. Ketika perjalanan dalam penanjakan hidup, ingatlah bahwa pemandangan diatas selalu paling indah.

Friday, June 19, 2015

Pengen Muda...

Random talk:

"Sis...akhir-akhir ini gw merasa bahwa seandainya gw bisa lebih muda dari umur gw sekarang...itu knp ya?"

"Biasanya itu karena ada hal-hal yang belum kita capai diusia sekarang..."