Sunday, September 4, 2011

my stupid Boss

Sedang tergila-gila banget dengan buku yang gw pegang...my stupid boss judulnya dan penulisnya bukan seorang penulis profesional, tapi dari orang biasa, dari blog pribadi si penulis yang akhirnya dijadiin buku, 3th setelah ia menulis kisah-kisahnya dengan boss tercintanya dan tentu saja sangat-sangat stupid...hihihi ^^v

Gw emang belum punya ke-Tiga buku yang wajib dimilliki, gw baru punya yang no.1 tapi itu juga udah susah nyarinya..jadi daripada keburu punah langsung aja gw beli dulu yang no.1, tapi buku edisi 3 yang gw pegang udah gw baca  setengahnya di toko buku...hehehehe...langsung tahan diri, jangan sampai dikelarin di roko buku donk...ntar ga penasaran lagi :p

Buat yang penasaran kaya gimana sih bukunya, gw kasih sedikit 1 kisah dari si boss yang amat lemot itu yaaa...hehehe ^^v

Ada tida pekerja baru dari Bangladesh. Karena mereka ga bisa bahasa Melayu dan si Boss ga bisa bahasa Bangladesh, jadilah dia panggil si Syukuri, pekerja Bangladesh yang pinter bahasa, untuk menerjemahkan.

Boss : Nahh..Syukuri! Masuk,masuk..duduk ,duduk ! Kamu artiin ya apa kata-kata saya ke mereka.
Syukuri : Ya,Boss...
Boss : (sambil nulis) Jadi, gaji perbulan bisa dapat 600 ringgit. Lembur 2 jam setiiap hari. Jadi, pokoknya lembur per bulan dapat 224 ringgit. Sebulannya bisa dapat 822. Dipotong biaya buat izin kerja 100 ringgit per bulan. Kamu artiin (ngasih catatan ke Syukuri).

Terjadilah percakapan antara Syukuri dan tiga orang itu. Kalo diliat dari gelagatnya nih, kayanya ketiga pekerja baru itu ga happy.

Boss : Hah? Kamu sudah artiin yang saya bilang tadi?
Syukuri : Sudah
Boss : Yakin?
Syukuri : Ya, tadi kan sudah saya bagi tau dia orang!
Boss : Coba you artikan sekali lagi..gaji perbulan 600 ringgit, terus ada lembur lagi...
Syukuri : Ya, boss saya paham.Tak payah explain ke saya lagi...

Syukuri kembali nerangin ke orang-orang baru itu.

Syukuri : Boss, dia orang tetap tak mau. Sudah gaji lebih kecil, kena potong buat izin kerja lagi. Dia orang dah selesai bayar di factory yang lama.
Boss : Kamu artiin ga kata-kata saya tadi?
Syukuri : Sudah lah Boss..
Boss : Artiin lagi...Jadi, gaji perbulan 600 ringgit
Syukuri : Saya sudah artikan,Boss !
Boss : Ya sekali lagi...Gaji per harinya, ya... 600 ri...
Syukuri : (habis kesabaran) Boss! Sudah ! Saya sudah cakap! Sudah artikan tadi. Buat apa diulang?

Boss : LOH?!! DARI MANA SAYA TAHU KAMU NGARTIINNYA BENER ATAU ENGGAK ?!!!

Gue, Syukuri dan ketiga orang tersebut....TUMBANG!!! 

Tuesday, May 24, 2011

office hour


Berapa lama sih dalam satu hari biasanya orang kerja itu punya waktu yang optimal ? Misalnya saja, 1 hari jam kerja yang dimulai dari jam 09.00-17.00 yaitu 8 jam kerja. Datang jam 09.00 ke tempat kerja, bertegur sapa dengan teman sekerja sambil membuat minuman pagi 30 menit, cek ricek isi meja, nyalain computer, cari-cari barang yang berhubungan ma kerjaan ngabisin 30 menit, baru mulai konsentrasi kerja jam 10.00 sampai 11.30, jam 11.30 mulai cari teman bikin janjian makan siang bareng dimana, makan apa, siapa aja..jam 12.00 berangkat makan siang sampai jam 13.00, sampai di tempat kerja jam 13.30, mulai duduk lagi di meja kerja sambil browsing-browsing dulu buat nenangin perut dan otak. Jam 14.00 kembali konsentrasi kerja sampai jam 16.00. Bikin minuman sore dan jajan sampai jam 16.30-16.40, lalu siap-siap pulang, beres-beres meja, matiin komputer dan pamit pulang jam 17.00.
            Nahhh..berapa lama jam kerja sebenarnya?...3.5 jam !!!... yaa…itu lama waktu orang kerja (pada umumnya,menurut saya lho ya..). Heran juga klo ada orang tua yang susah dihubungi sama anaknya…bilangnya sibuk…ga sempet..harus kerja…padahal kerjanya 3.5 jam saja dari 24 jam dalam 1 hari. Heran juga klo ada pasangan yang ga bisa focus sama hubungannya jarena sibuk kerja…banyak kerjaan..jadi ga sempet ngurus gitu-gituan..padahal kerjanya 3.5 jam, heran sungguh heran dari 8 jam kerja yang dipakai 3.5 jam, sisa 4.5 jamnya dinikmati sesukanya…
            Tapi mungkin ga semua, buktinya gw ngga…gw juga ngga…apa lagi gw…ga gw banget…bukan gw kale…mungkin …

Sunday, April 17, 2011

ketika amatir mencoba eksis

Sabtu, 16 April 2010 gw dateng ke sebuah acara (jujur baru pertama kali gw dateng) talkshow gt bisa dibilang dengan narasumbernya 3 orang penulis novel (tidak ada satu pun novel mereka yang saya tau...hiks hiks), tempatnya di sebuah toko buku yang ada cafe kecilnya juga (untuk tempatnya recomended bgt !!!). Gw agak dateng telat (lagi-lagi karena gw nyari-nyari tempat acaranya dulu...heww), tapi ga terlalu ketinggalan koq inti talkshow yang lagi digelar. Jadi narasumber yang 3 orang ini punya latar belakang yang beda-beda...ada yang seorang pegawai telkom, ada yang seorang guru les bahasa mandarin dan ada yang seorang mahasiswi yang masih berusaha merampungkan skripsinya. Mereka semua ini bukan dari awal kehidupannya menentukan tujuan hidupnya jadi penulis (dari yang gw denger waktu share di talkshow), mereka juga ga merasa experd banget di dunia tulis menulis karena dari pengalaman mereka meningkatkan kualitas tulisan mereka adalah dari pengalaman sendiri..learn by the wind intinya.


Peserta yang dateng adalah orang-orang yang emang suka menulis, ada yang emang penggemarnya penulis yang jadi narasumber (sampai udh bawa 5 novel buatan si penulis buat di tanda tanganin), ada yang udah bikin 3 novel, 1 novel, cerpen-cerpen...jangan tanya apa yang udah gw bikin !!!! Hahahaha...(bener-bener amatir). Mereka juga niat-niat banget buat dateng, ada yang dari bogor, ada yang dari bandung, ada yang dari depok...(klo buat yg ini gw juga ga kalah dari mereka niatnya..gw dari TANGERANG !!!..).


Dari yang gw dapet lagi dari talkshow yang gw ikutin kemarin adalah :

1. Semua orang bisa jadi penulis !!! selama kita mau dan berusaha...
2. Jangan pernah kasih liat tulisan kita ke orang yang udah muji tulisan kita, tapi cari or tunjukkin ke orang yang bakal nyela or kritik tulisan kita...dijamin tokcer buat ningkatin kualitas tulisan kita... (ini yg gw anggap REAL bgt and AMPUH).
3. Dude...kita perlu komunitas yang concern di dunia tulis menulis...buat buka pola pikir kita mengenai menulis and membangun karakter kita sebagai seorang penulis.
4. Keep writing !!!!...walau kita ga tau mau nulis apaan...tetep harus dipaksa nulis..apapun itu...walau hanya 1 kalimat yang muncul dari diri kita.
5. Butuh tindakan konkrit !!!.. Buat karya and kirim tulisan kita !!!! thats it...

Friday, April 1, 2011

sore milik kita #2


Sekali lagi ku teringat akan masa lalu, dulu kita pernah mengalami fase krisis yang kita lalui bersama dengan hanya meminum secangkir kopi tanpa mengeluarkan kata dan melihat jauh kedepan dalam pikiran kita masing-masing. Kita tidak membahas bagaimana jalan keluar yang terbaik untuk kita bisa melewati fase krisis itu karena entah bagaimana itu tidak menjadi penting lagi, hanya ingin larut dalam cangkir kopi kita sendiri.
Sore ini sedang turun hujan sahabat minum kopi-ku, aku juga sedang menikmati secangkir kopi dan aku juga sedang mengalami fase krisis, situasi  yang sama terulang tetapi tanpa sahabatku. Engkau mengirim pesan singkat pada ku tadi, kau juga sedang mengalaminya kan, fase krisis itu.

 “Seandainya kita bertatap muka pasti kita bisa semangat seperti dulu”.
Iya, sahabat. Kemana perginya semangat yang dulu itu ? Mungkin kita harus mencarinya kedalam cangkir kopi yang kini sedang kita nikmati masing-masing.

Wednesday, March 23, 2011

cahaya bulan

Pernah nonton film tahun 2007 yang berjudul GIE ??...film indonesia yang pemeran utamanya Nicholas Saputra, tapi sekarang gw bukan mau bahas pemainnya :p (maaf bagi para penggemarnya). Di film ini ada sebuah puisi yang diucapkan oleh si Nicholas Saputra yang pada film ini berperan sebagai gie, gie meningglakan sebuah surat untuk ira (waniita yang menjadi sahabat gie dan sama-sama memiliki rasa tetapi tidak berani melanjutkan hubungan ) dan isi surat itu adalah puisi yang mengutarakan perasaan gie pada ira. Ga tau kenapa, puisi ini touching banget buat gw, gw emang bukan pengagum karya sastra dalam bentuk puisi, tapi untuk puisi yang ini...gw amat suka dan bisa dibilang terseret perasaan ke dalam puisi ini (agak lebay sih...but thats true). Well, ga usah panjang lebar lagi..nie isi puisi favorit gw :




Cahaya Bulan
akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa
pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui
 apakah kau masih selembut dahulu memintaku minum susu
sambil membenarkan letak leher kemejaku
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
 lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan” yg menjadi suram
meresapi belaian angin yg menjadi dingin
apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
 ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra
lebih dekat
apakau kau masih akan berkata
kudengar dekap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati




Tuesday, March 22, 2011

memberi seperti yang didapat

Hari minggu tanggal 20 maret 2011 yang lalu saya ke Jakarta dengan kakak saya, sekedar berjalan-jalan sambil cuci mata di kawasan blok M. Kami pulang sekitar puku 16.30 wib dengan menggunakan bis kota (tanpa AC !!!), seperti biasa suasana bis begitu pengap dan berisik dengan teriakan para penjual asongan yang datang dan pergi, nyanyian pengamen dari anak-anak sampai orang tua.


Di tengah perjalanan naik 2 atau 3 orang (maaf saya agak lupa) laki-laki muda sekitar 20th an dengan pakaian ala rock and roll, mereka mengatakan kalimat-kalimat pembuka seperti biasanya yang dilakukan untuk meminta uang, sampai... salah seorang maju ke depan barisan bangku bis, ia mengeluarkan sebuah silet dan mengatakan sudah tidak tahu lagi bagaimana harus mencari uang,jika memang dengan memakan silet ini baru bisa mengetuk hati para penumpang maka akan dia lakukan. Dia pun mulai mengigit silet itu sedikit demi sedikit dan memang hanya sedikit...temannya yang lain mengatakan kalimat-kalimat respon dari atraksi si pemuda itu, "ati-ati bro.." dsb.


Atraksi selesai, si pemuda dan kawannya mengeluarkan kantong untuk menerima uang pemberian dari para penumpang dengan diiringi kalimat-kalimat meminta belas kasihan. Dari baris bangku pertama tidak memberikan uang dan mengatakan kalimat yang  menyindir, baris ke dua juga tidak dan baris ketiga (tempat saya dan kakak saya duduk) juga tidak memberikan uang, kemudian dia berteriak setengah suara a*ji*g !!! ... saya tidak terlalu mengerti apakah perkataan itu ditujukan pada saya dan kakak saya atau bagi semua penumpang yang tidak memberi uang. Kemudian setelah baris bangku saya duduk, para penumpang kebanyakan memberikan uang dan pemuda itu dan kawannya berkata dengan sangat ramah..."terimakasih ya pak", terimakasih ya bu".


Saya jadi teringat dan berpikir, bukankah kita manusia kebanyakan seperti itu...kita begitu baik kepada orang yang bisa memberikan apa yang kita perlukan apa yang kita inginkan, kita begitu menghormati begitu menyanjung dan begitu lainnya, tetapi jika kita tidak mendapat apa yang kita harapakan dari orang lain sikap kita secara refleks, secara seketika itu juga berubah. Entah sikap, bicara ataupun ekspresi muka menampakkan kemarahan atau kekecewaan terhadap orang tersebut.


Memberi seperti yang kita dapat, memberi sesuai apa yang orang lain beri...ahhh...sungguh manusia adalah makhluk yang tidak ingin rugi, manusia begitu ingin mendapat dan memberi yang setimpal. Padahal kebenarannya adalah...LOVE IS SELFLESS.

Wednesday, March 2, 2011

lakukan apapun selama bisa dipertanggung jawabkan

            Jumat pada tanggal 18 Februari 2011 lalu saya mendapatkan sebuah panggilan wawancara. Saya melamar sebagai admin, memang sangat jauh dari jurusan yang saya pelajari selama ini, saya lulusan pertanian. Bagi seorang sarjana pertanian seperti saya yang tinggal di ibu kota dan bergender wanita lumayan sulit untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan saya.

            Saya harus belajar realistis dan membuka diri pada peluang yang ada, maka kesempatan saya dalam wawancara kali ini pun tidak ingin saya lewati. Ketika wawancara, saya sedikit terkejut...kepala sekolah yang mewawancarai saya malah menawari saya posisi sebagai GURU. Oh iya, saya belum menjelaskan bahwa panggilan kali ini dari sebuah sekolah swasta internasional yang memiliki kurikulum independen (tidak sama dengan sekolah internasional lainnya). Singkat cerita saya menerima tawaran itu, saya sangat membutuhkan pekerjaan !!! Tetapi saya diberikan waktu sampai hari senin tgl 21 Februari 2011 untuk berpikir, apakah saya ingin bergabung atau tidak. Saya pun berpikir dengan perasaan bahagia tentunya, karena akhirnya saya diterima di suatu pekerjaan. Pada hari senin, saya menelepon pihak sekolah dan mengatakan saya ingin mencoba untuk bergabung. Lalu keesokan harinya saya mulai masuk kerja, pukul 07.30 wib. Dunia berubah seketika.

            Selasa adalah hari pertama saya secara resmi bekerja, sebagai asisten guru (karena trening dulu 3 bulan). Pada hari itu kepala sekolah tidak berada di tempat, yang ada seorang wakil kepala sekolah (belakangan saya baru tahu), dia sepertinya tidak tahu bahwa ada seorang new commer yang akan bergabung hari itu. Sedikit salah komunikasi wajar terjadi bukan? Saya pun mendapat teguran kecil mengenai disiplin pada waktu itu. Sungguh hari pertama yang amat indah J

            Hari rabu dan kamis saya jalani dengan perasaan semakin bertanya-tanya dalam hati, inikah tempatnya?inikah tempat yang tepat untuk saya memenuhi panggilanNya?Saya bukan orang yang takut belajar hal baru, saya juga bukan orang yang takut menerima teguran dan saya bukan orang yang termasuk mudah menyerah, tapi saya bukan orang yang bisa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati. Saya percaya bahwa hati nurani adalah sebuah radar kecil yang begitu sensitif akan suatu kondisi dan keadaan yang kita hadapi.

            Sampai akhirnya saya mendapat teguran yang keras (menurut saya), pada hari kamis setelah jam pulang, kepala sekolah memberikan saya surat kontrak kerja untuk dibaca dan di tanda tangani, besok sudah harus dikembalikan. Kemudian saya membacanya di angkot saat perjalanan pulang, surat kontrak kerja itu terdiri dari beberapa lembar (+/- 4 lembar) tapi saya hanya membacanya dihalaman 1 & 2 secara singkat dan pada halaman berikutnya saya hanya membaca judul pasal, lalu surat kontrak itu saya lipat dan saya masukan kedalam tas. Saya berpikir keras untuk mengambil sebuah keputusan yang tidak mau saya sesali, apa benar saya ingin menjadi seorang guru?apa benar dunia pendidikan adalah sesuatu yang memenuhi passion saya? Kemudian saya mengirimkan sms kepada beberapa teman saya dan pemimpin kelompok kecil saya untuk meminta saran. Pada kesimpulannya memang semua keputusannya ada ditangan saya, mereka tidak memberikan jawaban iya dan tidak, mereka membantu saya agar berpikir lebih luas dan dalam.

            Ada tiga point yang amat mendasari keputusan saya, yaitu: hati, idealisme dan pertanggung jawaban. Saya mereview kembali suasana ditempat kerja saya, tidak ada yang salah sepertinya, masalah tantangannya pun saya yakin saya bisa atasi, lalu pada point pertanggung jawaban saya baru menyadari...setiap orang yang bekerja disana begitu menyukai pekerjaan mereka, begitu setia, begitu bertumbuh dan mereka begitu siap untuk mempertanggung jawabkan profesi mereka dihadapan Tuhan. Kemudian saya menilai diri sendiri, dari awal saya tidak pernah berniat selamanya berkomitmen didunia pendidikan, apalagi sebagai guru, saya hanya berniat cari uang !... Alangkah piciknya saya, secara tidak langsung saya sudah merendahkan profesi yang mulia itu. Saya hanya berniat mencoba lalu meninggalkan pekerjaan itu, jika ada yang lebih menarik. Kaka saya mengatakan dunia pendidikan itu perlu komitmen seumur hidup, butuh konsentrasi dan fokus besar untuk menjadi seorang guru, sedangkan saya sampai pada hari diberikan kontrak dan telah melihat situasi sekolah, tidak merasa apa-apa, tidak merasa terbeban dan antusias (karena ada diluar itu yang menjadi tujuan saya).

            Saya harus bersikap dewasa, seperti yang dikatakan pemimpin kelompok kecil saya...semua harus dipertanggung jawabkan. Saya merasa saya tidak siap untuk mempertanggung jawabkannya jika saya menjadi guru, saya belum mempunyai hati untuk berkomitmen di bidang itu dan saya tidak mau coba-coba, seperti mencobai Tuhan mengenai pangggilan hidup, sedangkan disana setiap guru diawali motivasi yang rindu mengajar. Saya berdoa kepada Tuhan dan meminta ampun karena motivasi saya telah salah dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Keesokan harinya (jumat), saya datang seperti biasa dan mengikuti doa pagi disekolah, setelah itu saya meminta waktu kepada kepala sekolah untuk berbicara mengenai penanda tanganan kontrak. Selama perjalanan berangkat ke sekolah saya telah bergumul, mungkin nanti kepala sekolah akan marah, akan kecewa, saya akan berbicara dengan tidak baik dan lain sebagainya, tapi yang terjadi tidak demikian. Saya berbicara dengan  lancar dan bisa dibilang cukup diplomatis (hehehe) dan kepala sekolah mendengarkan dengan sabar dan menganggukan kepala dan ia mengerti, lalu saya memberikan surat kontrak dan kami pun bersalaman. Saya pamit pulang dengan perasaan yang lega luar biasa... J

            Memang sepertinya 1 minggu saya kebelakang sepertinya sia-sia, tidak menghasilkan apa-apa di mata orang, tapi dalam hidup saya ini adalah moment yang mendewasakan saya mengenai tanggung jawab pekerjaan, ini adalah proses yang demikian berharganya membentuk saya menjadi pribadi yang harus belajar peka akan keadaan yang harus segera saya meresponinya dan saya telah belajar untuk berani mengambil keputusan dengan konsekuensinya sekaligus. Semoga Tuhan, sumber segala rahmat menuntun perjalanan saya dalam mendapatkan panggilan hidup yang berkenan kepadaNya.



Memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat kita adalah pelik seperti memilih jodoh. Kita harus setia, berakar dan bertumbuh dalam pekerjaan itu.
-Andar Ismail (Selamat berkarya)-

Saturday, February 12, 2011

mengapa menyebut diri berkeTuhanan Yang Maha Esa



Sepertinya baru kemarin kita merasakan persaudaraan yang erat ketika terjadi bencana di mentawai dan bencana merapi di yogyakarta, hampir semua masyarakat Indonesia yang ada di negeri ini dan diluar negeri sana bersama-sama dan beramai-ramai up date twitter dan facebook dengan status turut berduka kepada para korban bencana alam dan mengirimkan bantuan berupa dana dan barang-barang yang diperlukan dan setiap pemeluk agama yang adalah masyarakat Indonesia memanjatkan pokok doa yang sama, yaitu berdoa bagi keadaan negeri ini yang mengalami hal-hal yang begitu berat (bahkan artis-artis hollywood berdoa bagi ibu pertiwi kita).

          Setelah persaudaraan kita terasa lebih erat lewat kejadian yang memilukan itu, kita kembali dipersatukan dengan semangat yang berapi-api ketika berlangsungnya pertandingan AFF yang membawa TimNas kebanggaan kita menjadi runner up,  saling menyemangati dan menguatkan sepanjang pertandingan berlangsung di setiap tahapan bahkan disaat kegagalan mendapat juara pertama pun setiap masyarakat tetap menyatakan kecintaan dan kebanggaanya terhadap Indonesia dan khususnya kepada TimNas, kita merasa begitu merasa sedarah, merasa begitu sepaham, merasa begitu satu spirit untuk bangsa kita tercinta ini...


PANCASILA :
1. KeTuhan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


          Namun sepertinya semua rasa persaudaraan itu menguap begitu saja, seperti tanpa ada bekas, sepertinya hal itu semua terjadi pada bangsa lain bukan di negeri dimana kita berada sekarang, terlalu berbeda dengan kenyataan yang terjadi sekarang, terlalu...terlalu...terlalu...memilukan dibandingkan dengan bencana alam yang terjadi, dibandingkan kekalahan TimNas kita saat melawan Tim Malaysia di negeri sendiri.

          Bukannkah kita menyebut diri kita, bangsa yang begitu memegang idealisme begitu kuat bahkan setiap senin di pagi hari selama bertahun-tahun setiap kita yang merasakan bangku pendidikan sudah didoktrin dengan idealisme itu dengan tujuan agar setiap kita menjadi masyarakat yang memiliki nilai-nilai nasionalisme yang luhur dan penuh budi pekerti itu.
          Tapi itupun sepertinya tidak membentuk setiap pribadi menjadi berkeTuhanan, berkemanusiaan, bersatu, berkerakyatan dan kerkeadilan. Entah apa yang salah? Apakah salah setiap pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan? Apakah salah para pahlawan tanpa tanda jasa itu? Apakah salah kegiatan setiap senin di pagi hari itu? Atau salah setiap kita yang tidak mampu menyerap idealisme itu? Atau terlalu idealis kah idealisme itu? Sampai begitu sulit setiap kita melaksanakannya....


Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
telah sampailah pada saat yang BERBAHAGIA...


Entah kapan saat berbahagia berkeTuhanan Yang Maha Esa itu terwujud...
Entah kapan saat berbahagia berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat itu terwujud...
Entah kapan saat berbahagia itu ber-persatuan itu terwujud...
Entah kapan saat berbahagia berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan itu terwujud...
Entah kapan saat berbahagia keadilan sosial bagi seluruh rakyat itu terwujud...

Karena bila suatu saat itu semua terwujud...maka kita akan menjadi BANGSA YANG PALING BERBAHAGIA...

Saturday, January 29, 2011

musuh yang paling berarti

Untukku kamu adalah musuhku begitu sebaliknya...terlalu banyak perbedaan...terlalu banyak hal yang diperdebatkan dan terlalu banyak...terlalu banyak lainnya yang membuat kita semakin menjadi musuh...

Untukku kamu adalah musuhku karena dari luar sepertinya kita saling mendukung padahal kita saling bersaing...dalam banyak hal tanpa kita sadari dan tanpa perlu ditunjukkan...

Untukku kamu adalah musuhku begitu banyak hal yang ingin kumiliki dari kelebihanmu bahkan dari kekuranganmu, semakin aku mengenalmu semakin aku tahu bahwa aku adalah musuhmu dan kamu adalah musuhku...

Untukku kamu adalah musuhku saat kita bertengkar mengenai banyak hal, mengenai cara pandang, mengenai selera, mengenai sikap, mengenai apa yang baru kita dengar, apa yang baru kita lihat dan apa yang baru kita ketahui... selalu kita perdebatkan...

Untukku kamu adalah musuhku sampai saat ini ... saat dimana kita tidak bersama-sama lagi ... saat kita terpisah jarak ... saat kudengar kabar bahwa kamu sudah mendapatkan hal yang istimewa, hal yang tanpa kita sadari yang saling kita pertanyakan pada diri masing-masing...siapa yang akan lebih dulu... ternyata masih tetap sama...bahkan disaat yang membahagiakan ini pun, kamu masih tetap musuhku...musuh yang paling berarti...musuh yang paling mengenal diriku...musuh yang paling kutunggu cerita hidup selanjutnya bersama hal istimewa yang telah kau dapatkan.

untuk saat ini pilihan hanya dua

Dr. Cai Ming Jie, seseorang Ph. D lulusan Stanford University, memutuskan untuk menjadi seorang sopir taksi setelah kehilangan pekerjaannya. Dr. Cai Ming Jie tidak hanya berani menghadapi hidup dengan melakukan pekerjaan yang mungkin jauh dari impiannya, tetapi juga berusaha melakukan yang terbaik. Ia mencatat pengalamannya sebagai sopir taksi dalam sebuah blog : A Singapore Taxi Driver's Diary. Itu menjadikannya bukan "sopir taksi biasa"


Renungan Harian, Januari 2011

Hal tersebut juga dialami oleh yusuf yang pernah mempunyai pekerjaan yang bukan merupakan impiannya. Ia menjadi budak jelas ini bukan cita-cita yusuf (apalagi saya?). Si anak orang kaya (keturunan yakub). Selain yusuf menjadi budak, ia bahkan turun lebih rendah lagi menjadi seorang narapidana. Situasi sulit yang dihadapi yusuf ...hanya ada dua pilihan, pada saat ia menjadi budak karna tanpa daya ia dijual dan harus menjadi budak. Pilihannya adalah sekedar menjadi budak atau menjadi budak yang baik dan pada saat ia menjadi narapidana juga pilihannya adalah sekedar menjadi narapidana atau menjadi narapidana yang baik. Hal itu menjadikan dia bukan "budak biasa" dan bukan "narapidana biasa", ia memiliki kuasa di lingkungan ia berada dan ia tidak menjadi rendah melainkan ditinggikan dalam lingkungannya dengan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar; antara lain :


Pada saat menjadi budak :
Yusuf diberikan kuasa atas rumah tuannya dan segala milik tuannya diserahkan pada kekuasan yusuf (cotohnya : ladang, ternak,dll)


Pada saat menjadi narapidana :
Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara dan mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada yusuf dan segala pekerjaan yang harus dilakukan disitu yusuf lah yang mengurusnya. Bahkan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada yusuf.




Hal yang dialami Dr. Cai Ming Jie dan Yusuf saat ini juga saya alami, sama-sama mengalami kondisi yang tidak diimpikan, kondisi yang hanya akan memberikan dua pilihan yaitu sekedar menjadi atau bukan sekedar menjadi. Saat ini status sosial saya adalah jobless atau bahasa halusnya sedang mencari pekerjaan, tapi saya memilih taat seperti yusuf, tetap berusaha untuk yang terbaik. Mungkin anda juga pernah mengalami kondisi yang tidak diharapkan, tidak ada pilihan untuk tidak menerima kondisi tersebut, tapi akan selalu ada dua pilihan dan hanya dua. Apakah anda hanya sekedar menjadi atau bukan sekedar menjadi orang yang mengalami suatu kondisi.

Friday, January 14, 2011

menimbun yang tidak seharusnya ditimbun

Postingan pertama di tahun 2011 akhirnya muncul juga ;))

Pada tanggal 12 januari 2011 setelah 13 tahun menetap di rumah yang lama, saya dan keluarga saya pindah rumah, dan pada hari itu malam pertama kami menempati rumah baru. Dari pengalaman saya pindahan (maklum mantan anak kos yang sering pindah-pindah kos) hal yang paling menyebalkan dari acara pindahan adalah mengatur barang kembali ke posisi yang tepat di tempat tinggal baru, untuk barang 1 orang saja sudah repotnya minta ampun, apalagi kali ini 1 keluarga yang pindahan beranggotakan 6 orang, bisa terbayang seperti apa tumpukkan barang-barang yang ada???....

Begitu banyak barang, begitu banyak tenaga yang harus dikeluarkan untuk mengatur dan begitu banyak pemandangan berantakan yang terlihat oleh mata...melihat hal itu semua saya jadi berpikir, mengapa bisa barang sebanyak ini kami miliki? mengapa kami bisa menyimpan barang-barang ini semua selama ini? karena begitu banyak barang yang sebenarnya tidak perlu kami simpan dan sudah tidak berguna lagi, hal yang unik muncul...saya dianggap terlalu mudah membuang barang oleh keluarga saya, sedangkan orang tua dan kaka saya perempuan begitu penyayangnya terhadap barang-barang yang saya sudah tidak angap jelas lagi, setiap barang yang saya pilih untuk dibuang maka mereka periksa kembali dan mengambil barang-barang itu untuk jangan dibuang, lucu rasanya mengambil barang yang ingin dibuang tetapi karna sayang tidak jadi padahal tidak tahu akan digunakan untuk apa nanti, apakah akan digunakan atau tidak, dimana akan diletakkan hanya karna tidak rela membuang.

Bukankah seperti itu juga watak manusia??? Kita lebih tidak rela membuang hal-hal yang tidak berguna pada diri kita dibandingkan menyimpan hal-hal yang berguna untuk diri kita. Misalnya saja, pikiran positif dan negatif, kita pasti lebih sering menyimpan pikiran negatif pada diri kita, kita merasa sayang  membuang itu padahal tidak berguna, padahal tidak tahu digunakan untuk apa, kita letakkan begitu saja pada diri kita, sedikit demi sedikit hal-hal yang tidak berguna kita simpan, sayang kalau dibuang...pada akhirnya diri kita seperti tempat sampah, seperti gudang yang isinya lebih banyak barang tidak berguna daripada barang yang berguna, ketika kita memerlukan barang yang harus digunakan, kita sudah tidak bisa lagi membedakan mana barang yang layak terpakai dan mana yang tidak. Karena kita membiarkan diri kita menjadi gudang hal-hal yang tidak berguna, maka jadilah diri kita seperti ruangan yang tidak sedap dipandang mata, tidak terawat dan tidak berguna bagi orang lain.

Kalau sudah begitu, untuk apa lagi kita masih membiarkan diri kita terus menyimpan hal-hal yang tidak berguna bagi diri kita dan orang lain???bukankah kita sangat bodoh bila masih melakukan hal tersebut???...mari kita lihat kedalam diri kita masing-masing???...sudah menjadi ruangan seperti apakah diri kita???...

keep on growing friends.
Gbu all.