Thursday, December 9, 2010

tempat yang paling utama dan yang paling rendah

Scene 1
Tamu mulai berdatangan dan pagar ayu standby menyambut dengan ramah para tamu dan mengantar masuk serta mempersilahkan duduk.
Kemudian masuklah tamu yang sombong...dan menghampiri pagar ayu dengan gaya angkuh.

Pagar ayu 1          : “Selamat malam bpk/ibu....(sambil memberikan buku tamu yang harus diisi oleh para tamu dan tamu (-) mulai mengisi buku tsb) maaf sebelumnya VIP atau bukan? Mari saya antar...” (mulai berjalan dengan tamu sambil mempersilahkan).
Tamu (suami)       : (Dengan wajah angkuh) “Saya ini kenal dekat dengan pemilik pesta ini, pasti saya dan istri saya itu sudah seharusnya duduk di kursi VIP.
Pagar ayu 1          : “ Baiklah kalau begitu, mari silahkan bpk/ibu...”
Tamu (istri)          : “ Panggil kami, tuan dan nyonya. Kami ini bukan bpk/ibu kamu”.
Pagar Ayu 1        : “ Oh...maaf, silahkan tuan dan nyonya”. (dengan ekspresi tulus dan ramah sambil mempersilahkan dudukpada tamu yang sombong di kursi VIP). “Pesta akan dimulai 15 menit lagi. Jika tuan dan nyonya perlu bantuan silahkan memanggil saya, terimakasih”. (berjalan mengundurkan diri)
Tamu (pasutri)     : (dengan wajah angkuh tidak menghiraukan perkataan si pagar ayu)

Scene 2
Tamu yang lain masih berdatangan dan kursi hampir penuh, tertinggal 2 kursi lagi barisan paling belakang yang belum terisi.
Datanglah sepasang suami istri dengan pakaian yang amat sederhana bahkan bisa dibilang lusuh tetapi rapih dan berwibawa, menghampiri barisan pagar ayu.

Pagar ayu 2       : (Tersenyum ramah) “Selamat malam tuan dan nyonya, ada yang bisa saya bantu?”
Tamu (suami)    : (Dengan ekspresi sungkan dan malu tetapi ramah) “Maaf nona, panggil kami bapak dan ibu saja. Tidak biasa kami dipanggil begitu”. (sambil senyum-senyum). “ Kami kesini untuk menghadiri pesta ini”.
Pagar ayu 2       : “Oh...maaf, baiklah bpk/ibu”. (sambil tersenyum ramah) “Silahkan mengisi buku tamu terlebih dahulu, kemudian nanti saya antar”. (pasutri mulai mengisi buku tamu) “Pesta sebentar lagi dimulai dan kebetulan sekali kursi tinggal 2 saja, cukup untuk bapak dan ibu”. (sambil berjalan dan mempersilahkan)
Tamu (istri)        : “ Oh...puji Tuhan..(sambil tersenyum bahagia dan saling melihat), kami masih mendapatkan tempat duduk untuk menikmati pesta malam ini. Terimakasih nona”.
Pagar ayu 2       : “Sama-sama ibu. Mari silahkan...”.(dengan ekspresi ramah)

Berjalan menuju kursi paling belakang...
Pagar ayu 2       : (mempersilahakan duduk) “Pesta akan segera dimulai beberapa menit lagi. Jika bpk/ibu memerlukan bantuan silahkan memanggil saya”. (tersenyum ramah)
Tamu (suami)    : “iya...terimakasih”. (senyum berwibawa dan rendah hati)

Lampu diarea ini redup dan spotlight mengarah ke meja pagar ayu...

Scene 3

Panitia             : (menghampiri barisan pagar ayu) “Apakah kursi sudah terisi semua?”
Pagar ayu 1     : “ Sudah pak...sudah semua”. (sambil tersenyum ramah)
Panitia             : “Baiklah, hhmmm....apakah tuan Yusuf dan nyonya Maria sudah datang? Mereka tamu penting malam ini.
Pagar ayu 1     : “Sebentar saya cek di buku tamu dulu pak...(membolak-balik kertas buku tau)...maaf pak, ada kesalahan...tuan Yusuf dan nyonya Maria sudah datang dan mereka ada dikursi paling belakang, mari saya antar”. (sambil mempersilahkan).
Panitia             : (ekspresi sedikit terkejut dan bingung) “ya...(sambil berjalan) pesta ini tidak akan dimulai tanpa mereka. Inikan pesta anak mereka sendiri”. “Siapa yang menduduki kursi mereka di tempat VIP?”
Pagar ayu        : (ekspresi mengingat-ingat) “Oh...ada sepasang suami istri yang mengatakan mereka kenal dekat dengan pemilik pesta ini,pak”.
Panitia             : “Hmmm...mari kita selesaikan masalah ini”.

Berjalan menuju kursi depan dan menghampiri tamu yang sombong...

Panitia             : (pagar ayu kembali ke belakang, tempat meja tamu) “Maaf bpk/ibu, tempat ini sudah disediakan untuk tamu VIP kami, yaitu tuan Yusuf dan nyonya Maria. Apakah bpk/ibu bernama tuan Yusuf dan nyonya Maria?” (dengan santun dan hormat)

Para tamu yang lain mulai melihat-lihat dari tempat duduk mereka masing-masing.

Tamu (suami)  : “Hmm...anda siapa ya? Saya dan istri saya memang bukan bpk Yusuf dan ibu...ibu ....siapa namanya itu... (dengan gaya angkuh). “Tapi saya kenal dekat dengan pemilik pesta malam ini, saya dan istri saya pasti jadi VIP malam ini.
Panitia             : “Saya Petrus, Kordinator panitia pesta malam ini. Maaf bpk/ibu, semua tamu VIP malam ini memiliki undangan berwarna emas. Apakah bpk/ibu memilikinya?dan membawanya?”. ”Sebab jika tidak, itu berarti kursi bpk/ibu bukan disini’. (dengan sikap hormat tetapi tegas)

Tamu (istri)     : (memeriksa tas dan mengambil sebuah undangan) “Oo...kami tidak memiliki undangan berwarna emas, tapi berwarna kuning”. (memberikan undangan dengan angkuh kepada panitia).
Panitia             : (sambil memeriksa undangan). Maaf sekali lagi bpk/ibu, silahkan pindah ke kursi paling belakang karena bagi tamu yang memiliki kartu berwarna kuning duduk di barisan paling belakang. Pesta akan segera dimulai. Mari saya antar... (dengan sikap tegas dan hormat).

Para tamu yang lain mulai saling menanyakan apa yang sedang terjadi...

Tamu               : (berdiri dengan sungkan dan wajah malu, lalu berjalan degan tertunduk ke kursi paling belakang ditemani oleh panitia).

Scene 4

Panitia             : (Dengan sikap hormat dan ramah berbicara dengan tamu yang rendah hati) “Selamat malam tuan dan nyonya. Saya petrus, ingin memberitahukan bahwa kursi untuk tuan dan nyonya ada dibarisan paling depan dan tempat sudah disedikan. Mari saya antar...(sambil mempersilahkan)
Tamu (suami)  : (dengan wajah tenang dan ramah) “Oh begitu...(melihat kearah istri) mari bu, pesta sudah mau dimulai dan tempat kita sudah disediakan oleh tuan Petrus ini (melihat ke arah panitia dan tersenyum, sambil menggang istrinya untuk berdiri). Terimakasih tuan Petrus (dengan senyum berwibawa dan hormat).
Panitia             : (mengangguk dengan hormat) ”Mari tuan dan nyonya...” (kemudian berkata kepada tamu yang sombong dengan sopan) “Silahkan bpk/ibu duduk disini”. 

Panitia berjalan lamabat mengantar Yusuf dan Maria duduk di kursi paling depan...


-END-

No comments: